Monday, November 21, 2016

Menyelamatkan Generasi Emas Indonesia

Ditengah kelesuan usaha ekonomi sekarang, usaha bisnis rokok mencatat keuntungan besar.
Menyasar usia muda
Komposisi produksi rokok yang mengandalkan pasarannya secara khusus pada perokok usia muda karena konsumen perokok muda melanggengkan pasar rokok sampai usia tua.
Sementara itu, Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat kini sedang menggodok RUU tentang Pertembakauan yang secara eksplisit menyebut bahwa tembakau merupakan warisan budaya Indonesia. Padahal dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan telah secara gamblang dinyatakan bahwa nikotin mengandung ciri adiktif yang membangkitkan ketagihan sehingga pemakai nikotin menjadi budak kecanduannya.
Tampaklah sikap lunak mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Badan Legislasi DPR dalam mendukung sikap ofensif industri rokok. Namun, semua ini justru membuka mata masyarakat.
Perlawanan masyarakat
Yang menjadi sebab utama sebab utama bangkitnya perlawanan adalah sifat frontal industri rokok merebut generasi muda dalam pasar rokoknya. Puncak usia perokok dini adalah 15-19 tahun yang mencapai 57,3 persen perokok laki-laki san 29,2 persen perokok perempuan (2013).
Tanpa perokok dini, industri rokok tidak bisa berlanjut jika hanya mengandalkan perokok usia dewasa.
Namun, rokok mengandung nikotin yang jika diisap merusak bagian depan otak manusia yang menurut para ahli berfungsi kognitif dan tumbuh berkembang terutama menjelang usia dewasa 20 tahun. Kadar intelektualitas, kemampuan pengambilan keputusan, perkembangan logika, semua ini terletak dalam bagian depan otak manusia ini. Dengan demikian, sama saja perusahaan industri rokok menghancurkan potensi kreativitas generasi muda. Disinilah terletak inti konflik antara kepentingan industri rokok dan kepentingan bangsa.
Apalagi jika diingat bahwa Indonesia sedang menghadapi bonus demografi di tahun-tahun 2015-2040 sehingga berpotensi menghasilkan generasi emas yang penuh elan dan vitalitas membawa Indonesia ke gerbang lepas landas selambat-lambatnya di tahun 2045. Generasi emas ini hanya bisa berhasil memimpin Indonesia lepas-landas apabila mutu kualitasnya mencapai puncak kemampuannya. Karena itu, secara mutlak perlu diusahakan agar generasi muda kita terlepas dari ancaman nikotin rokok. Lebih banyak usaha perlu ditumbuhkan untuk menyelamatkan generasi emas 2045.

1 comment:

  1. Seperti membaca berita di surat kabar. Saya tidak menemukan referensi (body note, footnote, atau end note) sebagai number pengambilan data. Thanks by the way.

    ReplyDelete